Konflik agama yang terjadi secara sadis pada Desember 2013 lalu di wilayah Bangui, Afrika Tengah masih terus bergulir. Dinilai tak berdaya menghentikan konflik, maka presiden Michel Djotodia bersedia mundur dari tampuk kekuasaannya.
Rencana mundurnya Michel yang telah memimpin Afrika Tengah sejak Maret silam ini, disebabkan oleh posisinya yang semakin terdesak. Meski begitu, saat ini dirinya tengah mencari solusi untuk menghentikan konflik. Dirinya dikabarkan tengah bertemu dengan para pemimpin-pemimpin Afrika Tengah di Chad.
“Kami tahu saat ini Presiden (Djotodia) telah meninggalkan Afrika Tengah untuk mencari solusi krisis. Tetapi ada satu konsesus dimana Michel bukan bagian dari penyelesaian masalah,” sebut reporter Al Jazeera, Barnaby Philips, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (9/1).
Berdasarkan data PBB, sejak awal Desember lalu, konflik ini menewaskan sebanyak 100 ribu orang baik anak-anak, perempuan dan laki-laki, dan 370 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Anak-anak bahkan direkrut sebagai pasukan milisi. Tak sedikit pua menjadi korban serangan kekerasan.
Konflik ini disebabkan oleh perebutan kekuasaan antara pemberontak Muslim Seleka dengan Milisi Kristiani pendukung presiden terguling Francois Bozzie pada Maret lalu. Hingga kini, konflik balas dendam milisi Kristiani ini bahkan tidak dapat ditangani oleh 4 ribu pasukan penjaga perdamaian.
Serupa dengan konflik yang terjadi di Suriah, persoalan politik yang kemudian melebar menjadi konflik agama. Hal ini tentu cukup meresahkan lantaran menelan korban dari kalangan masyarakat awam. Mari berdoa agar koflik yang dibungkus dengan isu agama ini segera mereda.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Anas Urbaningrum Akan Dijemput Paksa KPK
Megawati Berikan Ruang Untuk Pemimpin Muda
Anggota DPR Anggap Presiden SBY Pahlawan Kesiangan
Ikut Olimpiade Musim Dingin, Atlet Dilarang Twitteran
Ini Kronologi Gedung C FISIP UI Ludes Terbakar
Sumber : Beritasatu.com/Okezone.com/Jawaban.com/Lori